Kolaborasi Jadi Kunci Keberlanjutan Industri Kreatif

Yogyakarta, 17 Juli 2020 – Starcross, sebagai salah satu clothing line independen berbentuk usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, tidak ingin lebih lama lagi berdiam di tengah pandemi Corona Covid-19. Bersama dengan Anggur Orang Tua, Starcross akan meluncurkan produk kolaborasi secara online atau dari via Starcross Youtube Channel (StarcrossTV) bertajukStarcross x Anggur Orang Tua Collaboration Launch pada 24 Juli 2020.

Kolaborasi Starcross X Anggur Orang Tua bisa menjadi pendorong roda perekonomian industri kreatif maupun UMKM. Kegiatan ini juga bisa menjadi pemicu bagi pelaku industri lainnya.

Direktur Starcross, Weimpy Adhari, mengakui pandemi Corona Covid-19 berpengaruh di berbagai aspek kehidupan, terutama ekonomi. Para pelaku usaha sedang berada dalam kondisi yang tidak stabil, tak terkecuali pelaku usaha di industri kreatif.

Dampaknya, banyak pelaku usaha yang memilih menutup usahanya dan merumahkan banyak karyawannya. Ada sekitar 1,9 juta pekerja di Indonesia yang terpaksa dirumahkan.

Starcross sebagai salah satu pelaku industri berusaha untuk tetap memutar roda perekonomiannya. Weimpy Adhari menyebutkan penurunan penjualan di masa pandemi ini mencapai 80 persen, mengingat selama ini aktivitas penjualan dan promosi lebih banyak dilakukan secara offline.

“Namun, kami berpikir bagaimana caranya supaya tidak perlu merumahkan pegawai, kami berupaya supaya tidak harus mengurangi salah satu keluarga kami,” ucapnya.

Ia menilai UMKM memiliki tingkat ketahanan tinggi saat menghadapi krisis karena ada komunitas yang besar dan berkolaborasi untuk saling menguatkan. Starcross tumbuh karena ada komunitas yang didukung dan saat masa krisis seperti sekarang ini, komunitas itu secara tidak langsung mendorong untuk tetap bertahan atau survive.

Selain itu, inovasi kolaborasi sesama pelaku industri juga perlu untuk memperluas pasar, dan memperkenalkan hal baru.

Hal ini pula yang melatarbelakangi Starcross bergandengan dengan Anggur Orang Tua. Menurut Weimpy Adhari, Anggur Orang Tua sebagai representasi produk minuman lokal memiliki benang merah dengan Starcross yang juga melahirkan produk-produk apparel lokal.

“Kolaborasi ini bermaksud untuk menghasilkan koleksi-koleksi, meliputi, meliputi kaos, kemeja, hoodie, tote bag, waist bag, dan tumbler, yang khas dan sarat dengan sentuhan lokal, yang seirama dengan karakteristik merek Anggur Orang Tua,” ujar Weimpy Adhari.

Kolaborasi ini juga didukung kampanye mencintai dan bangga menggunakan produk dalam negeri. Terlebih, Starcross merupakan salah satu pionir di industri clothing independen yang ada di Indonesia.

Keberadaan Starcross tidak hanya menginspirasi kebangkitan merek lokal, melainkan juga memicu rasa kebanggaan dan nasionalisme dalam memakai barang-barang buatan Indonesia.

Weimpy pun mengapresiasi Anggur Orang Tua sebagai salah satu perusahaan terkemuka tanah air yang mau bekerja sama dan mendukung industri clothing lineindependen.

Memasuki masa new normal atau normal baru, Starcross pun beradaptasi dan berinovasi supaya kegiatan yang tertunda kala pandemi bisa terealisasi.

Weimpy Adhari memaparkan langkah-langkah Starcross untuk bisa tetap bergerak di era normal baru. Starcross mendorong penjualan secara online, inovasi promosi, dan brand activation.

Ekspresi media baru yang diusung Starcross adalah perhelatan kolaborasi yang akan tayang secara online atau daring. Lantas apa yang membedakan kegiatan ini dengan kegiatan yang ditayangkan secara daring lainnya?

Weimpy Adhari menjelaskan, Starcross x Anggur Orang Tua Collaboration Launch bukan sekadar kegiatan brand activation berupa peluncuran produk apparel. Event ini berkonsep seperti acara offline yang kemudian diadopsi ke dalam bentuk virtual dan bisa disaksikan secara online. Pengemasan peluncuran produk semacam ini baru pertama kali digelar di Indonesia.

Kegiatan Starcross x Anggur Orang Tua Collaboration Launch, meliputi, talk show,fashion show, digital games, serta pertunjukan musik dari Punk Karaoke, Hasoe Indonesia, dan Shaggydog.

“Yang membedakan acara offline dan online itu adalah emosinya, jadi kami berusaha menghadirkan emosi di dalam perhelatan ini dengan menampilkan seutuhnya gambaran pertunjukan secara offline dan bisa disaksikan secara online,” kata Weimpy Adhari.

Ia mencontohkan, pertunjukan musik Shaggydog akan direkam di dalam studio menggunakan green screen, namun saat penayangan akan menampilkan Shaggydog yang tampak bermain di halaman Starcross.

Weimpy Adhari menambahkan, proses pembuatan konten pun tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Di studio misalnya, tidak lebih dari 20 orang yang berada di tempat itu saat pengambilan gambar dan video.(*)