Reza Farhan: Menyulap Artotel Suites Bianti Jadi Oase Budaya & Ketulusan

YOGYAKARTA — Di tengah atmosfer Yogyakarta yang selalu kaya energi seni dan budaya, datang sosok baru yang siap mengguncang dunia perhotelan kota pelajar. Reza Farhan kini menjabat sebagai General Manager (GM) Artotel Suites Bianti Yogyakarta, memboyong semangat ketulusan, pelayanan personal, dan semangat untuk memperkuat identitas lokal ke dalam hotel bintang lima ini.

Jejak Internasional, Mimpi Lokal

Tak seperti GM yang muncul “tiba-tiba”, Reza membawa catatan karier yang panjang. Lulusan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, ia kemudian mengasah kemampuan di luar negeri: Belanda, Massachusetts, Dubai — memetik wawasan global tentang standar pelayanan hospitality. Setelah pulang ke Indonesia, jejaknya melewati kota-kota besar seperti Bali dan Jakarta, hingga akhirnya menetap di Yogyakarta memimpin Artotel Suites Bianti.

Meski berpengalaman, gaya Reza dalam menyampaikan visi sangat sederhana dan rendah hati. Ia memilih untuk berbicara lewat tindakan — lewat sentuhan budaya lokal, pelayanan personal, dan kolaborasi tim.

Tiga Fokus Utama: Jalan Menuju “Soulful Hospitality”

Dalam sesi “Lunch with the New GM”, Reza memperkenalkan tiga pilar inti yang akan menjadi benang merah kepemimpinannya:

  1. Wellness & ketenangan — menghadirkan suasana relaks dalam setiap sudut hotel, agar tamu merasakan ketenangan ala “oase dalam kota”.
  2. Penguatan seni & budaya Yogyakarta — menjadikan hotel bukan sekadar tempat menginap, tapi ruang apresiatif bagi karya lokal.
  3. Pelayanan yang sangat personal — memastikan bahwa setiap tamu merasa diperhatikan, didengar, dan dihargai.

Baginya, sebuah bangunan hotel hanyalah “raga”, sedangkan tim hotel (atau “Artis”, istilah internal) adalah jiwa yang menghidupkannya. Jika tim merasa dihargai dan tumbuh bersama, maka aura positif itu akan sampai ke tamu.

Budaya Lokal Jadi Tulang Punggung

Salah satu strategi Reza adalah menjadikan unsur lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas hotel. Artotel Suites Bianti telah menjalin kerja sama dengan seniman lokal lewat pameran berkala, seperti Interval Palimpsest yang menampilkan karya empat seniman abstrak—dan mengisi lobi hotel sebagai ruang dialog visual bagi tamu & publik. Reza mengungkapkan bahwa pameran ini memberikan “energi yang fresh dan bertumpuk positif” sebagai cerminan filosofi palimpsest.

Dengan cara ini, hotel menjadi jembatan antara tamu dan budaya lokal — bukan sekadar konsumsi wisata, melainkan narasi seni yang mengajak tamu ikut meresapi.

Semangat Ketulusan & Pengembangan Manusia

Reza menaruh perhatian serius terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM). Ia percaya bahwa sebuah pelayanan yang tulus dan konsisten hanya bisa lahir dari tim yang solid, diberi ruang berkembang dan dihargai. Dia berharap bahwa semangat kolektif ini akan memancar ke seluruh elemen hotel dan akhirnya terasa oleh tamu.

Bagi Reza, Yogyakarta bukanlah kota biasa. Ia sering menyebut bahwa setiap kota punya cerita sendiri, dan Yogyakarta sangat kaya akan cerita dan rasa. “Saya berharap kehadiran saya ikut menjaga keistimewaan itu sambil memberi sentuhan baru,” ujarnya.

Tantangan & Harapan ke Depan

Menjadi GM di hotel yang sudah punya ekspektasi tinggi bukanlah hal mudah. Reza harus dapat menyelaraskan ekspektasi pasar internasional dengan nuansa lokal agar tak terasa “asing”. Namun, visinya yang menekankan emosional & manusiawi menjadi senjata ampuh agar keseimbangan itu tercapai.

Dalam perjalanan awalnya, ia sudah tampil aktif melalui kanal media sosial hotel dan wadah-wadah kolaborasi seni. Semangatnya menular: dari ruang makan pers ke bar sosial hotel hingga pameran seni kontemporer. (agp)