Dirgayuswa Kasanga Royal Ambarrukmo Jadi Gelaran Acara Perdana di YIA

Sebuah rangkaian perayaan Dirgayuswa Kasanga 9 Tahun Royal Ambarrukmo Yogyakarta, digelar di Yogyakarta International Airport, Rabu, 28 Oktober 2020 untuk merayakan hari ulang tahunnya. Royal Ambarrukmo menggandeng PT. Angkasa Pura 1 YIA (Yogyakarta International Airport). Acara ini menjadi acara perdana yang dilakukan di YIA dan menjadi salah satu langkah strategis dengan mengambil momen baik selain sebagai sebuah perayaan ulang tahun hotel juga sekaligus sebagai pendorong promosi wisata untuk Yogyakarta di masa adaptasi baru. Harapan ke depannya semoga Royal Ambarrukmo tetap menjadi leader atau masterpiece heritage hotel terbaik di Indonesia khususnya Yogyakarta.


Acara perdana di Yogyakarta International Airport ini dihadiri oleh Bapak Haris Susanto – Managing Director Ambarrukmo Group, Bapak Herman Courbois – General Manager baru di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Bapak Kol. Pnb. Agus Pandu Purnama – General Manager PT. Angkasa Pura 1 – Yogyakarta International Airport, Bapak Ir. Singgih Raharjo, SH, M.Ed – Kepala Dinas Pariwisata DIY, Bapak Andry Indrady, AMD, IM, MPA, Ph.D – Kepala Kantor Imigrasi Yogyakarta, Bapak Asdo Artriviyanto – Executive Vice President PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6, Ibu Ida Ayu Wyn Sri Gotami – General Manager Garuda Indonesia Branch Yogyakarta, Bapak V. Hantoro, ST – Ketua DPD ORGANDA DIY, Bapak Herry Setyawan – Ketua DPD ASITA DIY, Bapak Deddy Pranowo Eryono -– Ketua BPD PHRI DIY, Bapak Drs. Prihatno, MM –- Ketua STP AMPTA Yogyakarta, rekan-rekan media dan beberapa tamu undangan yang merupakan rekanan Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Acara yang diawali dengan penganugerahan cinderamata Dirgayuswa Kasanga kepada sembilan orang yang telah menjadi rekan kerja yang baik sejak awal Royal Ambarrukmo terlahir kembali di tanggal 27 Oktober 2011, juga kepada mereka yang terlibat dalam mempromosikan pariwisata Yogyakarta.

Terlebih di era adaptasi normal baru seperti saat ini tantangan untuk semakin mengibarkan Yogyakarta sebagai destinasi wisata terfavorit menjadi perjuangan bersama oleh semua pihak yang bergerak di bidang pariwisata, agar kembali bangkit untuk memajukan kembali Yogyakarta secara sinergis dan kompak. Dengan adanya pagelaran Dirgayuswa Kasanga ini, diharapkan menjadi tonggak awal sebagai salah satu penggerak geliat wisata di Yogyakarta, dibarengi dengan keutamaan Royal Ambarrukmo Yogyakarta sebagai satu-satunya heritage hotel yang memiliki ikon budaya dengan keunggulan sejarah pesanggrahan Sri Sultan Hamengku Buwono ke-7 ini, tentunya akan menjadi daya tarik wisata sejarah sekaligus membantu menggerakkan kembali roda perekonomian Yogyakarta di bidang pariwisata sekarang dan seterusnya.

Acara yang dilanjutkan dengan penanaman 11 pohon, diawali oleh Bapak Herman Courbois and Bapak Haris Susanto serta 9 orang yang telah menerima penghargaan Dirgayuswa Kasanga. Penanaman kesebelas pohon yang sarat

berbagai makna dan filosofi yang berasal dari Kebon Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini merupakan kesempatan yang luar biasa, mengingat Yogyakarta International Airport memberikan kesempatan terbaik ini untuk Royal Ambarrukmo dengan memberikan area di sekitar Bale Kambang untuk ditanami tanaman peneduh yaitu beringin putih, mundu, sawo kecik, belimbing wuluh, kelengkeng, dan bunga kantil. Selain itu juga Royal Ambarrukmo membagikan 1000 kudapan manis khas Ambarrukmo yang menyegarkan bagi para passanger dari berbagai maskapai penerbangan yang memasuki Yogyakarta melalui Pintu Papat terminal kedatangan YIA.

Acara ini dimeriahkan dengan kehadiran tujuh bergada wanita, tarian para anoman, dan fashion show kreasi busana berbahan limbah daur ulang “Art Flashion” dari Wiwiek Poenk, serta para pengisi kegiatan Pendopo Ambarrukmo, yaitu Sanggar Budaya Ambarrukmo, Komunitas Suling Bambu Nusantara, dan seniman muda Yogyakarta Kinanti Sekar Rahina yang ke depan juga akan menjadi salah satu pengisi kegiatan Pendopo Ambarrukmo dengan kelas membaca dan menulis aksara Jawa serta tari Jawa kreasi. Melengkapi kelas yang telah berjalan selama ini yaitu Tari Jawa Klasik, Macapat, Kesenian Suling Bambu, Jemparingan dan Patehan, dan Yoga.