Jogja International Kite Festival 2025: Layang-Layang Raksasa Kuasai Langit Parangkusumo!

Ribuan mata tertuju ke langit Parangkusumo pada 26–27 Juli 2025, saat layang-layang raksasa dari berbagai penjuru dunia menari bebas di angkasa. Jogja International Kite Festival (JIKF) edisi ke-10 kembali hadir, bukan hanya sebagai ajang olahraga rekreasi, tetapi juga panggung budaya global yang merajut harmoni antarbangsa.

Mengusung tema “The Sky Unites Us” / “Langit Menyatukan Kita”, JIKF 2025 menghadirkan perpaduan unik antara olahraga udara, pelestarian lingkungan, serta kearifan lokal Jogja dalam satu helatan internasional yang inklusif, kreatif, dan penuh warna.

Festival Utama di Parangkusumo: Olahraga Udara & Pesta Budaya

Puncak festival akan digelar di Pantai Parangkusumo, Bantul, menghadirkan:

🎏 Layang-layang raksasa & atraksi udara
🎭 Parade budaya & pertunjukan seni tradisional
🛍️ Bazaar UMKM & kuliner lokal
🎶 Panggung hiburan terbuka untuk semua

Pengunjung cukup membeli paket wisata senilai Rp20.000 untuk menikmati semua zona festival, sementara penonton dari luar area tetap bisa menikmati pesona langit JIKF secara gratis.

Sport, Culture & Sustainability: Sebuah Gerakan Kolaboratif

JIKF adalah bukti bahwa festival olahraga bisa jadi ruang diplomasi budaya yang kuat. Dukungannya datang dari berbagai lapisan: pemerintah daerah, komunitas pelayang, seniman lokal, pelaku pariwisata, hingga masyarakat pesisir Jogja.

“Di langit, tak ada batas negara. Layang-layang jadi bahasa universal tentang kebebasan, harmoni, dan persaudaraan,” ungkap salah satu pelayang senior yang ikut serta sejak awal.

Lebih dari Sekadar Festival Layang-Layang

JIKF bukan hanya tentang adu keindahan dan kelincahan layang-layang di udara. Sebelum menuju puncak acara, serangkaian pre-event menyuguhkan pengalaman budaya dan aksi sosial di berbagai titik wilayah DIY:

  • Festival Layang-Layang Anak di Grogol, Gunungkidul (9 Juli) – Ajang kreatif bagi generasi muda untuk mencintai permainan tradisional lewat lomba dan workshop membuat layangan.
  • Penanaman Pohon Endemik Langka di perbukitan Karangmojo – Sebuah pernyataan bahwa budaya dan alam adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.
  • Workshop Pembuatan Keris Tradisional (Besalen) – Diplomasi budaya melalui ekspos langsung pada warisan tak benda khas Jawa, yaitu keris.
  • Majemukan di Pantai Pandansari – Penerbangan perdana layangan para pelayang dunia sebagai simbol persahabatan dan perdamaian dari langit Indonesia.

(text: agP; foto: nicoji)