Panggung Cadas Jadi Mimbar Protes & Solidaritas

EVENTWEB INDONESIA — Yogyakarta. Jogjarockarta Festival 2025 menutup rangkaian acaranya dengan eskalasi energi yang jauh lebih beringas di hari kedua, Minggu (7/12/2025). Jika hari pertama menjadi perayaan sejarah dan nostalgia, maka Day 2 tampil sebagai panggung sikap, perlawanan, dan aksi nyata. Moshpit kian liar, distorsi kian pekat, dan pesan-pesan sosial menggema tanpa kompromi.

Sejak awal, panggung Jogjarockarta Festival hari kedua bukan sekadar ruang hiburan. Ia menjelma menjadi mimbar cadas, tempat band-band keras nasional menyuarakan kegelisahan sosial, isu kemanusiaan, dan perlawanan terhadap ketidakadilan yang tengah terjadi.


Musik Cadas sebagai Bahasa Perlawanan

Raungan gitar, hentakan drum, dan teriakan vokal di hari kedua menjadi amplifikasi kolektif atas suara yang sering terpinggirkan. Unit-unit cadas yang tampil menegaskan bahwa skena musik keras Indonesia tidak pernah tutup mata dan telinga terhadap realitas sosial.

Jogjarockarta Festival 2025 Day 2 membuktikan bahwa musik cadas bukan sekadar genre, melainkan komitmen dan sikap hidup. Dari distorsi di atas panggung, pesan-pesan perlawanan diarahkan untuk berlanjut menjadi aksi nyata di luar arena festival.


Solidaritas Nyata: Lelang Gitar Scott Ian untuk Korban Bencana

Semangat perlawanan dan kepedulian tersebut tidak berhenti pada orasi musikal. Jogjarockarta Festival 2025 menghadirkan aksi konkret melalui program lelang gitar milik Scott Ian (Anthrax)—instrumen bersejarah dari ikon Big Four Thrash Metal dunia.

Seluruh hasil lelang gitar ini didonasikan untuk membantu korban bencana alam banjir di Aceh dan Sumatra, menegaskan bahwa solidaritas di Jogjarockarta bukan jargon, melainkan gerakan nyata yang berdampak langsung.


Anthrax Menjadi Klimaks: Distorsi Global dalam Narasi Kemanusiaan

Rangkaian hari kedua ditutup dengan klimaks eksplosif dari Anthrax. Penampilan band legendaris ini bukan sekadar penutup megah, tetapi menjadi penegas pesan besar Jogjarockarta Festival 2025—bahwa energi cadas global dapat bersatu dalam satu napas solidaritas.

Di tengah narasi kemanusiaan yang menguat sepanjang hari, kehadiran Anthrax menempatkan panggung Jogjarockarta sebagai ruang temu antara musik keras dunia dan kepedulian sosial universal.


Jogjarockarta Festival: Lebih dari Sekadar Festival Musik

Di edisi pamungkas Jogjarockarta Festival 2025 ini, Rajawali Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai penggerak festival yang berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan. Dari paseduluran antarmusisi, solidaritas lintas komunitas, hingga aksi nyata untuk korban bencana, seluruh energi festival terpusat pada satu pesan kuat.

Ketika energi cadas disatukan, dampaknya melampaui musik dan menjalar ke ruang-ruang kemanusiaan. Jogjarockarta Festival 2025 menegaskan diri bukan hanya sebagai perhelatan musik keras, tetapi deklarasi bahwa skena cadas Indonesia akan terus berdiri kokoh—bersuara, melawan, dan peduli. (agp)